Puisi Sedih, Hujan Pertama Bulan November
oleh
Fajar Rafiki Wirasandjaya
(Tulungagung, 01 November 2014)
![]() |
Ilustrasi Hujan Pertama Bulan November/narasiinspirasi.com |
Ketika hujan membasahi dedaunan layu
Kabut merayap senyap di sela dinding batu
Langit kemudian mencurahkan isi lamunan
Lantas gulita senja bertatap tanpa cahaya
Langit kemudian mencurahkan isi lamunan
Lantas gulita senja bertatap tanpa cahaya
Senyum menukik dibibir para pecinta
Sejenak kemudian engkau tertawa
Mengenang kisah cerita lama...
Sejenak kemudian engkau tertawa
Mengenang kisah cerita lama...
Tentang gunung dan samudera
Hujan pertama bulan November
Kala itu membasahi kibaran rambutmu
Di tepi sebuah bangku tua
Rumput dan bebatuan berlumut
Menyeringai tertawa ikut takut
Ia hanyut dalam pasang surut
Mengalir bersama deras air
Luruh terkubur dedaunan gugur
Hilang ditelan pekat ilalang
Engkau embun di pucuk tunas
Permata indah di lautan lepas
Genggamlah debu yang telah kaku
Meskipun mustahil untuk menggapaimu
Kala itu membasahi kibaran rambutmu
Di tepi sebuah bangku tua
Rumput dan bebatuan berlumut
Menyeringai tertawa ikut takut
Ia hanyut dalam pasang surut
Mengalir bersama deras air
Luruh terkubur dedaunan gugur
Hilang ditelan pekat ilalang
Engkau embun di pucuk tunas
Permata indah di lautan lepas
Genggamlah debu yang telah kaku
Meskipun mustahil untuk menggapaimu
Mawar bersemi tidak dipetik untuk dikagumi
Harum wangi tanah basah mengusir gelisah...
Saat hujan pertama bulan November
Mengantarkan ia menembus pekat rumput berkabut
Kemudian tidurlah engkau dipeluk mimpi...
Berkawan senja di kala sunyi...
Baca Juga
Puisi Penghianatan dan Sajak Patah Hati: Mungkin Semua Butuh Jeda
Puisi Ditolak Cinta: Pelangi Diantara Hujan
Puisi Alam: Tertawalah dan Campakkan Kepedihanmu
Puisi Sedih: Sepertiga Malam
Puisi Pendek Perenungan: Dialog Rumput Kering
Puisi Malam: Malam di Ujung Kabut
Puisi Filsafati: Langit Menaungi Ketelanjangan
Mengantarkan ia menembus pekat rumput berkabut
Kemudian tidurlah engkau dipeluk mimpi...
Berkawan senja di kala sunyi...
Baca Juga
Puisi Penghianatan dan Sajak Patah Hati: Mungkin Semua Butuh Jeda
Puisi Ditolak Cinta: Pelangi Diantara Hujan
Puisi Alam: Tertawalah dan Campakkan Kepedihanmu
Puisi Sedih: Sepertiga Malam
Puisi Pendek Perenungan: Dialog Rumput Kering
Puisi Malam: Malam di Ujung Kabut
Puisi Filsafati: Langit Menaungi Ketelanjangan
Narasi Rindu: Dapatkah Aku Menjadi Penghujan Setelah Kemarau Mu?
Filsafat Jawa: Mistik Kejawen Wejangan Tentang Ilmu (Ngelmu) Kasampurnan
Filsafat Jawa: Mistik Kejawen Wejangan Tentang Ilmu (Ngelmu) Kasampurnan
Puisi Tentang Politik dan Agama: Aku Mabok Agama
Narasi Inspirasi media terpercaya yang menyajikan informasi menarik seputar dunia Sastra, Sejarah, Sosial Politik, Pertanian, Peternakan dan Alam Pikir Manusia.
Narasi Inspirasi ©2019 narasiinspirasi.com
0 comentários