Mistik Kejawen Wejangan Tentang Ilmu (Ngelmu) Kasampurnan

Kejawen Mistik Ilmu Kasampurnan
Ilustrasi Kejawen

narasiinspirasi.com - Masyarakat Jawa, sebagaimana masyarakat tradisional lain di dunia, merupakan masyarakat yang gemar akan sistem kepercayaan atau mistik. Sistem mistik yang sudah menjadi ajaran selama ribuan tahun di pulau Jawa dikenal dengan nama "kejawen". Kejawen merupakan suatu konsep hidup yang melingkupi seluruh hal yang sifatnya lahir batin material maupun spiritual. Ajaran kejawen menekankan pada konsep keselarasan dan keseimbangan lahir batin. Lebih tepat lagi bisa disebut pandangan hidup atau filsafat hidup.

Seorang ahli antropologi Amerika Serikat, Clifford Geertz pernah menulis tentang filsafat hidup ini dalam bukunya yang ternama The Religion of Java. Menurut pandangan para ahli, definisi "kejawen" adalah seperangkat cara pandang dan nilai-nilai kepercayaan tentang hidup yang dibarengi dengan sejumlah laku yang diwariskan dari para leluhur secara turun temurun.

Baca Juga Raden Mas Panji Sosrokarto (Kakak RA Kartini) Sang Pangeran Jenius Dari Timur

Dalam konteks umum, kejawen bukanlah agama. Penganut ajaran kejawen biasanya tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian agama monoteistik, seperti Islam atau Kristen, tetapi lebih melihatnya sebagai seperangkat cara pandang dan nilai-nilai yang dibarengi dengan sejumlah laku. Ajaran kejawen tidak terpaku pada aturan yang ketat, dan menekankan pada konsep harmoni atau keselarasan dan keseimbangan lahir batin.

Kejawen Mistik Ilmu Kasampurnan
Ilustrasi Keseimbangan Lahir Batin
Nilai-nilai pandangan hidup orang Jawa terbentuk dari gabungan alam pikir Jawa tradisional, kepercayaan Hindu atau filsafat India, dan ajaran tasawuf atau mistik Islam. Kejawen bukan aliran agama, tetapi kepercayaan akan pandangan hidup. Di dalamnya terdapat pula nilai-nilai moral yang jika ditelusuri lebih dalam bersumber dari kepercayaan terhadap Tuhan dari puncak-puncak teologi Islam, Hindu, dan Budha. Sehingga seringkali kepercayaan Kejawen diikuti oleh penganut agama-agama yang berbeda. Karena Kejawen adalah nilai-nilai falsafah atau pandangan hidup yang universal. Pandangan hidup tersebut banyak tertuang dalam karya-karya sastra yang berbentuk prosa dan puisi. 

Dalam budaya Jawa, pandangan hidup yang lazim disebut ilmu kejawen dalam kesusastraan Jawa dikenal pula sebagai Ngelmu Kasampurnan. Wejangan tentang Ngelmu Kesampurnan Jawa ini termasuk ilmu kebatinan atau dalam filsafat Islam disebut dengan tasawuf atau sufisme. Orang Jawa sendiri menyebutkan "suluk" atau "mistik".

Kejawen Mistik Suluk Ilmu Kasampurnan
Ilustrasi Kejawen

Kejayaan Hindu – Budha berangsur angsur menyurut setelah kekuasaan kerajaan Majapahit berakhir. Agama Islam yang berpaham Tauhid mulai menyebar serta berkembang secara pesat. Para wali dan ulama mendominasi pembentukan kharakter religiusitas orang Jawa. Selanjutnya muncul percampuran antara ajaran agama Islam dengan pemahaman-pemahaman Kejawen sebelumnya yang sering dikenal dengan nama Islam Kejawen. 


Islam kejawen menurut ahli antropologi merupakan suatu pemahaman tentang ajaran agama Islam oleh orang-orang Jawa, yang kemudian diaplikasikan dalam ritual kehidupan sehari-hari. Sunan Kalijaga dianggap sebagai wali yang memiliki kedekatan tersebut. Sunan Kalijaga memiliki pendekatan yang lebih toleran, bahkan bagi masyarakat pedalaman di Jawa Tengah dahulu yang tidak menganut agama tertentu pun, Sunan Kalijaga dijadikan sebagai guru mistik.

Berbagai dimensi kejawen dan representasinya telah lama mewarnai wacana budaya tanah air mulai dari bidang politik, spiritual, filsuf, budaya dan seni. Kehadiran buku-buku yang membahas tentang pandangan hidup kejawen telah banyak menambah khasanah keilmuan dan kebijaksanaan untuk memahami lebih jauh tentang kejawen dari dinamika ajaran yang disebarluaskan tokoh-tokohnya.


Demikianlah alam pikir masyarakat Jawa tentang kepercayaan dan pandangan hidup. Di dalamnya terdapat nilai-nilai moral agung dan luhur yang bersumber dari kepercayaan terhadap Tuhan. Karena Kejawen adalah nilai-nilai falsafah atau pandangan hidup yang universal. Pandangan hidup tersebut banyak tertuang dalam karya-karya sastra yang berbentuk prosa dan puisi, budaya, seni, filsuf, sosial, politik serta telah bertransformasi untuk mewarnai dinamika kehidupan masyarakat sehari hari.

Referensi:

Hadiwijaya. Tokoh-tokoh Kejawen. Ajaran dan Pengaruhnya.Yogyakarta:Eule Book 
Abdul Aziz M. (Sekjend Renaissance Institute Yogyakarta)
Lebih baru Lebih lama