Makna Janur dalam Tradisi Pernikahan Adat Jawa


Tradisi Pernikahan Jawa/narasiinspirasi.com

Pada setiap praktik upacara adat dan tradisi pernikahan tentu saja punya runtutan prosesi yang dijalani dan perlengkapan yang dibutuhkan. Tak terkecuali dalam rangkaian pernikahan adat Jawa, para calon mempelai mungkin sudah tidak asing dan bahkan hafal setiap runtutan prosesi yang akan mereka jalani. 

Mempelai pengantin yang menikah dengan adat Jawa melangsungkan beberapa acara terlebih dahulu. Acara tersebut dinamai dengan ‘prosesi hajatan’. Hajatan orang Jawa khususnya pernikahan tentu membutuhkan perlengkapan maupun bahan-bahan khusus.


Bahan dan perlengkapan khusus, janur adalah salah satunya. Jika kamu tinggal di daerah Jawa, Bali, atau Sunda, tentu tidak asing lagi dengan istilah janur kuning. Pelepah daun muda berwarna kuning keputihan ini berasal dari daun muda pohon kelapa yang tumbuh subur banyak dijumpai di Indonesia. Janur telah jamak dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai hal. Diantaranya adalah keperluan kuliner seperti pembuatan bungkus ketupat, ritual tradisi, keagamaan, hingga elemen estetika dekoratif. 


Ngomong-ngomong tahukah kamu apa saja perlengkapan pernikahan dalam tata cara tradisi Jawa yang menggunakan janur sebagai bahan utamanya. Berikut ini akan kami bahas perlengkapan pernikahan tradisi adat masyarakat Jawa yang menggunakan janur sebagai bahan utamanya serta makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Ilustrasi Daun Kelapa/pxhere.com 

Janur (dari bahasa Jawa ꦗꦤꦸꦂ)
Janur adalah daun muda dari beberapa jenis tanaman palma besar terutama kelapa, enau dan rumbia. Janur akrab dalam kehidupan masyarakat Nusantara sering dipakai sebagai alat kehidupan sehari-hari. Asal kata ‘janur’ berasal dari bahasa Jawa yang mengambil unsur serapan bahasa Arab, yakni "sejatining nur" yang berarti (sejatinya cahaya, cahaya illahi, cahaya sejati, penerang) yang bermakna mencapai tujuan yaitu menggapai cahaya Ilahi. 

Sementara kata ‘kuning’ maknanya adalah sabda dadi, yang artinya berharap semua keinginan dan harapan dari hati atau jiwa yang bersih dan tulus akan terwujud. Dengan demikian, janur kuning mengisyaratkan harapan yang mulia untuk selalu mendapatkan ridho Ilahi. 


Pengantin Jawa
Pengantin Pernikahan Jawa/narasiinspirasi.com

Di sinilah esensi sesungguhnya yang ada pada janur kuning yang dipahami oleh masyarakat Jawa. Janur dimaknai sebagai "Sejatining Nur" (sejatinya cahaya, cahaya illahi, cahaya sejati, cahaya penerang). Warnanya yang putih kekuningan melambangkan cahaya terang dan harapan yang memiliki hajat agar niat nya diridhai Allah, diberi cahaya terang dalam hidupnya kedepannya, diberi kemudahan dimasa-masa mendatang. 
Janur merupakan cikal daun kelapa, pohon kelapa sendiri merupakan tanaman yang dikenal semua bagian dari pohonnya berguna dari mulai buah, bunga (manggar) , daun, lidi, hingga batangnya. Khususnya dalam upacara pernikahan, janur melambangkan cahaya dan cikal bakal (membangun) kehidupan baru dan lahirnya kehidupan baru yang diharapkan menjadi berkah dan bermanfaat untuk keluarga dan sesama. 

Pernikahan Jawa
Kembar Mayang Tradisi Jawa/Belleticia.id 
Janur yang lentur dan luwes dan dapat dibentuk menjadi bentuk-bentuk unik dan hiasan yang indah bahkan bungkus makanan (kembar mayang, penjor, ketupat) melambangkan keluwesan pribadi manusia dalam menghadapi tantangan jaman, kehidupan, tak mudah putus asa, dan mampu bergerak dinamis dalam menjalani hidup. Janur merupakan bagian dari tumbuhan / tanaman merupakan simbol perlambang bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam dan harus menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. 

Baca Juga Mistik Kejawen Wejangan Tentang Ngelmu Kasampurnan


Janur yang telah dipisahkan dari tangkai daun serta tulang anak daunnya dapat dianyam atau dirangkai menjadi bermacam-macam bentuk dalam seni merangkai janur. Janur juga dianyam dan dipakai untuk membungkus makanan, karena tahan panas dan kuat. 

Berikut ini adalah pemanfaatan janur yang sering ditemui dalam upacara adat khususnya pernikahan tradisi masyarakat Jawa. 

1. Gegar Mayang atau Mayang Sari

Janur dalam tradisi Jawa
Gagar Mayang atau Mayang Sari/google.com
Gegar Mayang atau Mayang Sari lumrah ditemui pada momen acara pernikahan masyarakat Jawa. Seni merangkai janur yang satu ini biasanya ditempatkan di samping kanan dan kiri kursi pelaminan. Mayang sari tingginya kira-kira 180 cm, jumlahnya 2 buah, bentuknya boleh sama atau berbeda tergantung selera. Bagian-bagiannya sendiri terdiri dari mahkota (kipas, buah-buahan dan bunga), badan bagian atas, badan bagian bawah dan tatakan. Pada bagian ujung atasnya dihias dengan buah-buahan atau bunga hidup.

2. Kembar mayang

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Kembar Mayang Pernikahan Jawa/tokopedia.com

Pada acara adat pernikahan Jawa sepasang hiasan kombinasi janur, buah-buahan, serta bunga-bungaan dipajang di tepi pelaminan pada upacara perkawinan, yang disebut kembar mayang "mayang sepasang" sebagai simbol penyatuan dua individu dalam wadah rumah tangga

Baca Juga Bertapa dan Bersemedi Makna Filosofis Tapa Mendhem dan Tapa Ngeli

3. Tarub

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Tarub Pernikahan/google.com
Tarub yang dipasang di pagar atau pintu masuk memiliki arti sebagai atap sementara atau peneduh rumah. Pemasangan tarub ini dibarengi dengan pemasang bleketepe ini sebagai penanda rumah sedang melakukan acara pernikahan. Tarub adalah hiasan melengkung pada gapura / pintu masuk acara hajatan adat pernikahan. 

Tarub biasanya ditempatkan di pintu masuk acara pernikahan yang dilewati pengantin, iring-iringan tamu dan keluarga (biasanya jadi tempat dimana acara adat pasrah tampi pengantin dilaksanakan). Tarub didekorasi dengan janur yang dianyam sedemikian rupa, biasanya juga dihias dengan bunga-bungaan serta tuwuh atau hasil bumi biasanya pisang, kelapa, padi dan lain sebagainya.

4. Bleketepe

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Bleketepe/okezone.com
Sebelum memulai segala prosesi adat orang Jawa yang ingin mengadakan acara pernikahan harus melewati prosesi pasang tarub, bleketepe, dan tuwuhuan. Upacara adat ini lah yang mengawali setiap pernikahan adat Jawa. Bleketepe, tarub, dan tuwuhan ini juga jadi simbol tolak bala. Bleketepe yang terbuat dari anyaman daun kelapa ini akan dipasangkan dengan tuwuhan. 

Tuwuhan dipasang di kiri dan kanan gerbang biasanya isinya adalah tumbuh-tumbuhan. Salah satu yang wajib ada adalah pisang raja, kelapa muda, batang padi, dan janur. Pemasangan bleketepe, tarub, dan tuwuhan ini berisi harapan pasangan yang akan segera menikah. Diharapakan calon pengantin memperoleh keturuan yang sehat, berbudi baik, berkecukupan dan selalu bahagia

Baca Juga Toleransi Dalam Falsafah Ajaran Hidup Masyarakat Jawa

5. Umbul umbul / penjor

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Umbul-umbul atau Penjor/ulinulin.com

Umbul-umbul atau Penjor adalah bambu yang dihias dengan janur sebagai penanda lokasi hajatan atau acara. Biasanya diletakkan sebagai dekorasi di ujung jalan sebagai pertanda menuju tempat acara. Memiliki nilai seni yang tinggi serta nilai budaya yang luar biasa.

6. Bungkus makanan

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Janur Sebagai Bungkus Ketupat/okezone.com

Janur Dalam Tradisi Pernikahan Jawa
Takir Untuk Wadah Makanan/google.com
Janur merupakan cikal daun kelapa, pohon kelapa sendiri merupakan tanaman yang dikenal semua bagian dari pohonnya berguna dari mulai buah, bunga (manggar) , daun, lidi, hingga batangnya. Janur seringkali dimanfaatkan sebagai bungkus makanan misalnya ketupat atau kupat, lepet ketan dll.

Baca juga 50 Pepatah Jawa Kuno Kata Bijak Jawa Nasehat Kehidupan





Lebih baru Lebih lama