Di Persimpangan Jalan, Sampai Jumpa Kembali


Sampai jumpa kembali
Sampai Jumpa Kembali/narasinspirasi.com

Oleh
Inabah Insan Fikri 
(Ig: @suitjim)
(Malang Bergegas Kemarau, 10 September 2020)

Aku ingin mendongeng kepadamu tentang sebuah kisah. Saat angin semilir mengusik dedaunan tua, kala ranggas musim kemarau menggetarkan ranting yang dulu pernah beku. Kehangatan yang lampau telah kembali hidup untuk kemudian menghidupkan. Lantas kembali teringat tentang kisah petualangan dan perjalananan. Petualangan yang memberi kesempatan untuk bertemu dan menyaksikan berbagai macam karakter, serta detail kisah setiap orang di dalamnya. 


Pujian yang tulus untuk mereka yang telah memberi warna baru, yang mengajarkan tentang proses menuju kebijaksanaan. Alam semesta telah banyak mengajarkan tentang kebijaksanaan. Meskipun kebijaksanaan adalah kemewahan yang kadang tidak dimiliki oleh setiap orang. Tapi kita tetaplah harus senantiasa berpikir positif, bersyukur dan belajar. 


Selalu ada cara untuk bersyukur dan memaknai hidup dengan berbahagia. Hati yang lapang adalah hati para mereka yang tulus dan bergembira. Hati yang bersyukur akan limpahan berkah kehidupan. Beruntunglah tanah air tumpah darah Indonesia, bagiku ia adalah sebuah nikmat dan rahmat Tuhan yang mempesona. Keajaiban yang akan membuat siapa pun jatuh hati, mensyukuri, terpana, juga bergembira.
Setiap hal yang kita temui memiliki banyak hikmah dan pengajaran. Ilmu akan mengubah cara kita memandang dan memaknai sesuatu. Memang begitulah takdir dan ketetapan semesta. Lalu kemudian seorang sahabat dari negeri nan jauh, mengabarkan tentang kerinduan. 


Sebuah rindu yang konon telah lama tumbuh dan mengakar sangat dalam, rindu tanah air tanah tumpah darah katanya. Bukan karena keindahan alamnya, melainkan karena tanah air tumpah darah Indonesia adalah tempat ia menemukan tentang makna kebijaksanaan hidup. Kehangatan para manusia yang mudah tersenyum, hidup rukun dan bertoleransi tanpa penghakiman moral. 


Berkelana dan bertualang akan membuat kita menemukan limpahan kebijaksanaan. Kehangatan dan keramahan adalah rumah kita, akan selalu terus begitu. Untuk sahabat ku yang berkelana jauh disana, tidak akan ada kata-kata selamat tinggal. Hidup penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas. Sehingga yang akan terucap adalah kalimat "sampai berjumpa kembali". 


Kini saatnya untuk bangkit berpartisipasi dalam hidup, karena perubahan adalah kepastian. Tidak ada hal yang statis dan sama, kecuali perubahan itu sendiri, begitu pula halnya sebelum kisah ini dimulai.  Kehendak Tuhan telah menghantarkan kita untuk kemudian berjumpa pada sebuah persimpangan jalan, tidak ada ucapan selamat tinggal, yang ada hanyalah sampai jumpa kembali... 






Lebih baru Lebih lama