Dialog Rumput Kering, Puisi Indah Kehidupan

Dialog Rumput Kering


Oleh
Fajar R. Wirasandjaya
(Malang, 16 April 2019)

Rumput hijau di padang datar
Mulai layu tampak menguning
Berbunga tapi tak kunjung mekar
Gersang diselimuti debu kering
Seorang diri menolak mati,
Mencoba tumbuh tanpa peneduh
Surya megah bersinar dengan gagah
Mengusir awan pengantar hujan

Angin bertiup kasar tanpa permisi
Menghantar udara kering tanpa wewangi
Kemudian arus beriak mendamparkanku
Ke tempat kering tiada pepohonan,
Pengelana seorang diri menyeru pada rumput,
Kenapa engkau masih saja damai diantara ketidak pastian?

Rumput menyahut tanpa terduga, sesungguhnya tiada yang pasti kecuali kematian
Maka kenapa aku harus risau dengan ketidak pastian
Pengelana terheran mendengar seruan rumput,
Ia kembali bertanya,
apa yang membuatmu mampu bertahan seorang diri,
Mencoba semi diantara kengerian

Rumput kembali menjawab,
Karena aku meyakini hanya kepada Tuhanku lah aku berasal dan akupun akan kembali
Aku tiada ragu akan takdir dan kehendak Tuhan
Pengelana pun terdiam mencoba memahami

Angin pun kembali bertiup,
Menggoyang pucuk daun berserakan
Menggiring suasana seolah teduh
Pengelana kemudian melanjutkan langkah
Mencoba mengusir ragu dalam hati

Baca Juga

Puisi Pendek Tentang Rindu: Purnama Redup Menyamarkan Wajahnya

Puisi Malam: Pinggir Kali Malam Hari

Puisi Cinta Romantis: Aku Kesurupan 

Puisi Filsafat Bijak: Kamboja Kepada Batu

Puisi dan Sajak Sunyi: Pengembara Sunyi

Sajak Pendek: Surga dan Neraka

Puisi Tentang Kemiskinan, Kepedihan dan Kesengsaraan: Pencuri Miskin

Puisi Tentang Politik dan Agama: Aku Mabok Agama