Kisah Seorang Mantan Juru Cicip Masakan Sebelum Dihidangkan ke Hitler

Hitler dan Para Pemimpin Nazi/narasiinspirasi.com

Mungkin Anda tidak mengenal siapa itu Margot Woelk. Tapi pasti Anda mengenal tuannya. Woelk bekerja untuk pemimpin partai Nazi Adolf Hitler. 

Moelk bekerja sebagai pencicip makanan pemimpin fasis itu. Dia merahasiakan status pekerjaannya itu dari semua orang bahkan suaminya. Baru pada ulang tahunnya yang ke-95 dia menceritakan pengalamannya itu, seperti dilansir situs cbsnews.com, sabtu (27/4).


Perempuan itu sejak usia 20-an sudah menjadi pencicip makanan Hitler untuk mengetahui makanan itu beracun atau tidak sebelum disajikan ke pemimpin Nazi itu. 

Moelk bekerja di rumah persembunyian Hitler di Polandia, tempat dia menghabiskan waktu saat pecah Perang Dunia II. "Dia vegetarian. Saya tidak pernah melihatnya makan daging selama bekerja di sana," ujar Moelk. 


Hitler memang punya ketakutan berlebih jika Inggris ingin meracuninya. Itu sebabnya dia mempekerjakan Moelk dan 15 gadis lain sebagai pencicip makanan.

Moelk mengatakan makanan disajikan untuk Hitler merupakan makanan terenak dan hanya sayuran terbaik seperti asparagus, paprika, dan jenis sayur mayur lain disajikan dengan nasi atau pasta yang terhidang di atas meja makan Hitler. 


Selama puluhan tahun Moelk menyimpan rahasia pekerjaannya rapat-rapat sebab takut dibunuh karena dia bekerja untuk Nazi meski mengaku bukan bagian dari partai itu. Keterlibatannya di Nazi, dia memang mendaftar menjadi pelayan sipil dan dikontrak untuk 2,5 tahun di bagian dapur umum. 

Selama bekerja pada Hitler Moelk mengaku belum pernah sekali pun melihat tuannya itu. Saat sekutu menyerang kediaman Hitler di Polandia pada 1944 banyak orang terbunuh tapi pemimpin Nazi itu bertahan. 


Moelk dan pekerja lain diperintahkan untuk melarikan diri ke kerabat terdekat, namun dia malah bersembunyi di Ibu Kota Berlin, Jerman. Nahas bagi gadis pencicip makanan lainnya. Mereka terbunuh semua oleh sekutu.

Kini Moelk menghabiskan masa tuanya di sebuah asrama veteran di Berlin. "Kenangan itu selalu datang padaku lewat mimpi dan menakutiku," kata Moelk.








Lebih baru Lebih lama