Sajak Puisi Tentang Cinta yang Terlarang Harus Terpisah oleh Takdir



Puisi cinta terlarang
Sastra Cinta/narasiinspirasi.com

Pilu Membiru

oleh 
WWP
(Ufuk Timur, 16 Agustus 2022) 


Hei kau! 
Kau nama yang sangat indah
Yang telah kukagumi semenjak terbaca pertama kali
Lelaki tergila yang pernah ada dan kutemui
Melakukan hal gila bersamamu merupakan nikmat Tuhan yang belum pernah aku dapatkan

Segala tentangmu adalah mimpiku sedari dulu
Padamu aku menemukan apa yang kucari selama ini
Dipelukanmu terasa bahagia meskipun hanya sementara

Memeluk dan memilikimu seutuhnya adalah kehendakku
Namun semua begitu musykil terasa amat mustahil
Tuhan memiliki maksud mempertemukan kita di waktu yang salah
Maaf jika nanti aku tidak bisa mengendalikan rinduku padamu... 
Katamu tidak ada yang bisa membedakan antara salah dan benar perihal rasa

Terima kasih sudah mengenalkanku ke dalam sudut dunia yang lain, my partner in crime... 
Terima kasih sudah mengantarkanku pulang menuju persinggahan yang baru
Engkaulah satu-satunya lelaki, 
yang membawaku kembali merasakan kehangatan seorang ayah
Kelak engkau akan menjadi pahlawan bagi anak cucumu... 
Aku percaya engkau bisa menjadi ayah dan suami yang hebat bagi keluargamu... 

You, Even youre so far away
I’ll never forget you, I’ll be missing you
as long as you happy iam happy, 
may allah bless you... 

Dera, maaf sudah singgah dan hampir menghancurkan kerajaanmu
Kamu wanita yang begitu beruntung
And then seandainya Tuhan memberiku kesempatan, aku ingin mewujudkan dan membangun mimpi, melakukan petualangan gila bersamamu
Getting old together with you... 

Akan bahagia sekali seandainya bisa hidup dan menghabiskan waktu bersama orang yang dicintai
Maafkan aku yang selalu tidak bisa melewatkanmu

I love you but i’m letting you go
Its not goodbye, its see you later
Dari aku yang selalu merindukanmu... 


Baca Juga

Puisi Pendek: Titik Temu

Puisi Cinta: Pecinta Yang Hilang Cintanya

Puisi Ketuhanan: Pendakian ke Alam Imajinal

Puisi Perjalanan: Elysia Seorang Avonturir

Puisi Cinta Romantis: Untukmu Kekasih 

Puisi Perjalanan: Segelas Tuak di Atas Gunung

Narasi Sajak Kekecewaan: Bunga Itu Suatu Saat Akan Layu dan Mati

Puisi Tentang Alam dan Kehidupan : Pengelana Berkereta Kerbau





Lebih baru Lebih lama