Kisah Setandan Kurma dan Adab Mulia Rasullullah


Pohon Kurma Berbuah/narasiinspirasi.com

Dalam hadits Bukhari Muslim di riwayatkan dari Ibnu Umar RA bahwa Umar menceritakan tentang kedewasaan seorang Rasulullah SAW. Sifat Rasul itu terlihat Umar tengah berdiskusi dengan para sahabat yang lebih tua darinya di sebuah majelis. "Saat kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba dihidangkan kepada kami setandan kurma," (HR Bukhari Muslim)


Usai mendapat hidangan itu, Rasul mempunyai perumpamaan untuk menunjukkan arti setandan kurma itu. Rasulullah SAW bersabda sesungguhnya di antara jenis pohon ada sebuah pohon yang diibaratkan seperti seorang muslim laki-laki karena daunnya tidak pernah jatuh. 


"Beritahukan kepadaku pohon apa itu?" tanya para sahabat. Para sahabat yang ada di majelis itu mengira pohon yang dimaksud adalah pohon di daerah pedalaman. Rasul ingin memberitahukan bahwa perumpamaan itu adalah pohon kurma. Namun enggan dilakukannya, karena beliau jengah melihat sekeliling diskusi merupakan orang yang paling muda.

"Namun setelah aku melihat sekeliling ternyata aku adalah orang yang paling muda di situ, maka aku diam saja," kata rasul.

Rasul hanya menyampaikan pendapat itu kepada Umar. Kepada umar beliau mengatakan bahwa yang dimaksudnya adalah pohon kurma. Mendengar itu Umar berkata, "Lebih baik engkau mengatakannya saja daripada akhirnya engkau berkata begini begitu."


Dalam hadits ini dapat diambil dua kesimpulan. Salah satunya soal diperbolehkannya seorang ulama melontarkan pertanyaan kepada teman-temannya untuk melatih dan meminta pendapat mereka. Hadits ini juga mengandung dalil dibolehkannya membuat kiyasan atau perumpamaan.


Pelajaran lain dalam hadits ini bahwa para sahabat memiliki rasa sungkan atau segan dan menghormati terhadap mereka orang yang lebih tua dan menjaga bicara di hadapan mereka.







Lebih baru Lebih lama