Film Hollywood Yang Sertakan Indonesia


Hollywood sedang berekspansi mengembangkan industri film mereka di banyak negara, utamanya negara kawasan Asia. Penonton Asia yang jumlahnya miliaran menjadi pasar potensial bagi para produser film untuk melepas produk mereka. Strategi yang dijalankan bermacam-macam. Mulai dari menggaet aktor-aktris lokal masuk dalam deretan cast atau menyertakan negara selain Amerika sebagai setting atau bagian dari cerita.

Film terbaru Paramount Pictures, Mission: Impossible - Rogue Nation sebagai contohnya, memakai strategi yang kedua dengan

menyebut nama Jakarta dalam ceritanya. Dengan begitu, kisah yang disajikan dalam M:I Rogue Nation menjadi lebih dekat dengan penonton dari Indonesia, khususnya Jakarta.

Sebenarnya, para penulis skenario di Hollywood telah lama mengenal Indonesia dan menilai bahwa Indonesia punya value untuk dimasukkan ke dalam cerita. Kilas balik ke tahun 1982, film The Year of Living Dangerously dengan bintangnya Mel Gibsonmenceritakan tentang wartawan yang sedang bertugas di Jakarta ketika tahun 1965-1966.

Dikisahkan saat itu, Indonesia sedang mengalami krisis politik dan ekonomi, sehingga Jakarta dalam filmnya digambarnya dalam keadaan tak aman, kacau, dan dilanda kelaparan. Salah satu adegan ikonik dalam filmnya bahkan secara eksplisit menampilkan spanduk bertuliskan "SOEKARNO FEED YOUR PEOPLE" yang digantung di sebuah hotel.

The Year of Living Dangerously adalah satu dari segelintir film Hollywood yang menyertakan Indonesia dalam ceritanya. Dalam takaran yang berbeda-beda, beberapa film berikut juga menyertakan Indonesia sebagai bagian dalam cerita. Mulai dari setting cerita di Indonesia, menyebut Indonesia dalam dialognya, sampai menyelipkan sedikit trivia tentang Indonesia.

Berikut ini diantaranya yang berhasil dirangkum :

Mission: Impossible - Rogue Nation (2015)

Ethan Hunt (Tom Cruise) menjadi serba salah dalam Rogue Nation. Pasca merger paksa IMF dengan CIA, Hunt dituntut pertanggunganjawab atas beberapa insiden internasional yang terjadi. Salah satunya adalah meledaknya Kremlin (tonton di Mission: Impossible - Ghost Protocol). Sembari menghindar dari kejaran para agen CIA, Hunt sendirian berusaha mencari Solomon Kane (Sean Harris), pimpinan The Syndicate yang menjebaknya di London.

Dalam pengamatan Hunt, Kane adalah sosok yang berbahaya. Ia adalah dalang di balik insiden-insiden besar di seluruh dunia. Hunt mencatat bahwa Kane pernah pergi ke Jakarta dan mengakibatkan kecelakaan pesawat komersil dengan ratusan penumpang di dalamnya. Adegan dalam filmnya memang tidak menyebut secara detail seputar peristiwa di Jakarta itu. Namun bisa dipastikan, Muvilaz akan terkaget saat bibir Tom Cruise mengucap Jakarta dalam filmnya ini.

Christopher McQuarrie yang menjadi penulis skenario sekaligus sutradara menjadikan filmnya sebagai reuni para agen IMF dari seri-seri sebelumnya, seperti Jeremy Renner(William Brandt), Ving Rhames (Luther Stickell), dan Simon Pegg (Benji Dunn). Rebbeca Ferguson hadir sebagai sang femme fatale Ilsa Faust sekaligus menjadi pemain baru. Dari semua seri Mission: Impossible, film yang satu ini dinilai mampu mengembalikan pakem awal serial televisinya.


Silence of the Lambs (1992)

Thriller psikologi produksi tahun 1992 ini dibintangi oleh Jodie Foster sebagai agen FBI Clarice Starling dan Anthony Hopkins sebagai dokter sang Hannibal Lecter. Sebagai agen baru yang belum berpengalaman, Clarice berkonsultasi dengan Hannibal Lecter, psikiater, untuk menangkap pembunuh berantai kanibal. Hannibal, yang juga adalah seorang pembunuh berantai dan kanibal, dengan caranya sendiri membantu Clarice menemukan pembunuh yang masih bebas berkeliaran.

Dengan fokus cerita kepada Clarice dan kasusnya, di manakah Indonesia disebut? Nama Indonesia muncul di label sweater korban penculikan sang pembunuh. Meski memang tak signifikan dan jauh dari kesan membanggakan, kemunculan kalimat "Made in Indonesia" ini terus diingat hingga saat ini. Terlebih, ketika film Silence of The Lambs garapan Jonathan Demme ini menjadi Film Terbaik Academy Awards pada tahun yang sama.

The Kingdom (2007)

Sebelum disebut Tom Cruise dalam Mission: Impossible - Rogue Nation, ibukota Indonesia juga disebut dalam film aksi yang dibintangi oleh Jamie Foxx (Ronald Fleury) dan Jennifer Garner (Janet Mayes) ini. Tokoh Fleury menyampaikan dugaannya bahwa aliran dana kelompok radikal mengalir dari Saudi Arabia ke Jakarta. Tidak disebutkan lagi detail lainnya. Namun dugaan Fleury ini disanggah oleh atasannya bahwa ia tak punya bukti kuat akan hal ini. Beberapa penulis cerita dan sineas Hollywood masih melihat Indonesia sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional. Matthew Michael Carnahan adalah salah satunya.

Film The Kingdom sendiri, terlepas dari penggambaran negatif Saudi Arabia dalam filmnya, dianggap sebagai kesempatan langka. Pasalnya, tidak setiap hari para penduduk lokal melihat proses syuting film Hollywood dengan tembak-menembak dan ledakan di jalanan kota Riyadh. Bagi publik Amerika, The Kingdom memberi kesempatan untuk mengintip seperti apa lanskap dan budaya para penduduk Riyadh. Lantas bagi penonton Indonesia? Menurut Box Office Mojo, The Kingdom hanya meraup 4.446.720 juta dari penjualan tiketnya di seluruh bioskop Tanah Air.

Blackhat (2014)

Michael Mann menekankan dalam thriller kriminal Blackhat bahwa kejahatan siber bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Oleh karenanya, Blackhat pun ber-settinglintas negara. Amerika Serikat memang masih menjadi setting utama dalam cerita, tapi Mann membawa penonton berpetualang ke banyak negara, salah satunya di Indonesia.

"Dari Hong Kong, mereka pergi ke Malaysia dan pada akhirnya ke jantung kota Jakarta, yang adalah sebuah tempat hiruk-pikuk berisi 20 juta orang di waktu siang, dan 10 juta orang di waktu malam, karena 10 juta lainnya ngelaju untuk bekerja setiap hari. Jadi terasa seperti Chicago. Tetapi, kota ini juga terasa asing karena punya kultur yang spesifik, dan ada banyak ragam kultur di Indonesia," ungkap Mann.

Demi film Blackhat, Chris Hemsworth datang ke Indonesia dan melakukan syuting di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dengan didukung kurang lebih 3.000 pemain ekstra.

King Kong (2005)

Pasca menangani trilogi The Lord of The Rings, Peter Jackson menggarap remake film petualangan King Kong (2005). Dengan bujet 207 juta dolar AS, Jackson mewujudkan ambisinya menghidupkan kembali gorila raksasa bernama King Kong untuk penonton era modern. Tak tanggung-tanggung, Jackson menyajikan kisah King Kong dengan durasi 3 jam 7 menit.

King Kong memulai ceritanya dari kota New York pada masa krisis tahun 1933. Krisis tersebut juga dialami oleh seorang sutradara sekaligus produser, Carl Denham (Jack Black). Untuk mempertahankan kariernya, ia bertekad memboyong kru, penulis skenario, serta pemain filmnya pergi berlayar ke pulau misterius, Pulau Tengkorak. Konon di tempat tersebut hidup gorila raksasa. Rencana nekat itu membuat Denham bertemu secara tidak sengaja dengan Ann Darrow (Naomi Watts), aktris teater yang bangkrut dan butuh pekerjaan.

Yang menarik, lokasi Pulau Tengkorak yang dimaksud Denham ada di wilayah Borneo atau Kalimantan. Meski memang dalam filmnya lokasi itu tidak disebutkan secara mendetail. Jika sudah melihat filmnya, lanskap Pulau Tengkorak yang dipenuhi hutan mengingatkan akan alam pulau Kalimantan. Perahu yang digunakan Denham bersama kru untuk menuju pulau itu pun bernama Venture Surabaya.

Savages (2012)

Film adaptasi novel berjudul sama arahan sutradara Oliver Stone ini dibintangi Taylor Kitsch (Chon), Aaron Taylor-Johnson (Ben), Blake Lively (Ophelia), serta sederet bintang papan atas, seperti Salma Hayek dan John Travolta.

Kisahnya tentang dua sahabat, Chon dan Ben, yang menjalani bisnis penanaman mariyuana dengan keahlian mereka masing-masing. Chon, yang juga mantan anggota Navy SEAL, menyelundupkan bibit dari Afganistan, sementara Ben yang lulusan University of California, Berkeley, membantunya dalam membudidayakan mariyuana. Keduanya berhasil membudidayakan mariyuana jenis baru yang berpotensi laris di pasaran. Kesuksesan itu tak disangka membuat mereka jadi sasaran kartel Meksiko. Berusaha melarikan diri dari teror kartel itu, Ben dan Chon berniat untuk melarikan diri ke Indonesia hingga keadaan menjadi aman.

Untuk menggarap adegan ending film ini, Oliver Stone beserta kru terbang ke Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat untuk melakukan pengambilan gambar. Mereka melangsungkan syuting selama enam hari.

Alice in Wonderland (2010)

Kisah Alice in Wonderland karangan Lewis Carrol sangat kental budaya Inggrisnya, mulai dari tokoh-tokoh yang ditampilkan hingga plot yang dihadirkan. Plot Mad Tea Party antara Alice, Mad Hatter dan White Rabbit menjadi satu bukti kekentalan budaya Inggris akan jamuan minum teh. Begitu pun ketika sutradara Tim Burton menggarap adaptasi kisah tersebut pada tahun 2010, adegan ikonik itu disertakan kembali. Lalu di mana letak Indonesia dalam ceritanya?

Burton mengawali filmnya dengan sebuah adegan percakapan antara Alice kecil (Mairi Ella Challen) dan ayahnya (Marton Csokas) di tempat tidur. Alice yang terbangun dari mimpi buruk tak ingin ayahnya berpergian jauh karena ia ingin terus ditemani. Ayahnya kemudian menjawab bahwa ia harus melakukan perjalanan dinas ke Jakarta dalam waktu dekat. Tidak disebutkan apa profesi ayah Alice saat itu, akan tetapi penyebutan Jakarta dalam salah satu blockbuster pada tahun itu patut dibanggakan. Jakarta atau Indonesia tidak lagi identik dengan sarang teroris, tapi lebih kepada negara yang potensial untuk para pekerja luar negeri.

Jumanji (1995)

Robin Williams boleh saja menang Oscar lewat Good Will Hunting, tapi perannya sebagai Alan Parrish dalam Jumanji (1995) lebih kuat melekat di benak khalayak. Film petualangan ini berhasil meraup pendapatan 262 juta dolar AS dari penjualan tiketnya di seluruh dunia dan tercatat sebagai salah satu film terlaris Robin Williams. Salah satu resep kesuksesannya tak lain adalah paduan tema petualangan dan fantasi yang disajikan.

Jumanji menceritakan petualangan Alan Parrish (Robin Williams) yang harus menyelesaikan permainan kuno bernama Jumanji bersama dengan Sarah Whittle (Bonnie Hunt), Judy Shepherd (Kirsten Dunst), dan Carl Bent (David Alan Grier). Ia bahkan telah menghabiskan waktu 26 tahun lamanya tersedot masuk ke hutan antah berantah gara-gara permainan tersebut. Setelah akhirnya ia berhasil keluar, Alan dibantu dengan tiga pemain lainnya bergegas mengakhiri permainan berbahaya ini.

Dalam salah satu adegannya, teman masa kecil Alan yang adalah seorang polisi heran melihat keadaan si Alan, karena keluar masih dengan menggunakan kostum ala tarzan. Polisi itu bertanya kepada Alan apa yang telah dilakukannya selama 26 tahun ini. Alan membisu dan tak dapat menjawab pertanyaan polisi tersebut, maka si Judy kecil menyeletuk untuk menyelamatkan si Alan tersebut. Secara refleks ia mengatakan, “Dia baru pulang dari korps perdamaian di Indonesia!” Sangat disayangkan, penyebutan nama Indonesia dikaitkan dengan kostum rimba.

Eat Pray Love (2010)

Tiga babak dalam cerita Eat Pray Love punya latar masing-masing. Tiga latar tersebut adalah Italia, India, dan Indonesia. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karangan Elizabeth Gilbert ini adalah memoar dari sang pengarang sendiri. Dan memang dalam perjalanannya mencari kedamaian hidup, pulau Bali menjadi salah satu destinasinya.

Dua tokoh asal Indonesia juga punya peran penting dalam filmnya. Mereka adalah Wayan (Christine Hakim) dan Ketut Liyer. Lewat kehadiran dua tokoh tersebut, Indonesia tidak semata menjadi latar tapi menjadi bagian penting dalam cerita. Dalam film, Ketut Liyer adalah guru spiritual Gilbert (Julia Roberts) selama ia tinggal di Bali. Kesehariannya, Gilbert selalu berkunjung dan mengobrol dengan Wayan. 

Eat Pray Love dibintangi aktor dan aktris terkenal Hollywood Julia Roberts dan Javier Bardem. Lokasi yang digunakan dalam film ini antara lain Ubud dan Gunung Kawi, Tampaksiring, Bali. Produser eksekutif Eat, Pray, Love, Stan Wlodkowski, mengaku senang dengan infrastruktur Indonesia yang memadai untuk penggarapan film.

Fast & Furious 6 (2014)

Joe Taslim lewat perannya sebagai Jah dalam Fast & Furious 6 mencuri perhatian penonton Tanah Air kendati perannya dalam film adalah sebagai tokoh antagonis. Ia bersama dengan Luke Evans (Shaw), Kim Kold (Klaus), dan Clara Paget (Vegh) menjadi gembong teroris internasional yang beroperasi di London, Inggris.

Tidak hanya tokohnya yang dikisahkan berdarah Indonesia, Joe Taslim juga meminta izin kepada Justin Lin untuk mengucapkan salah satu dialognya dalam bahasa Indonesia. Pemirsa bisa mengamatinya dalam adegan kejar-kejaran di jalanan London. Sembari mengendarai mobilnya, Jah berujar "Vegh, hantam mereka". Ya, kalimat berbahasa Indonesia itu terucap di dalam filmnya. 

Joe kini telah digaet untuk membintangi Star Trek Beyond. Apakah nantinya tokoh yang diperankannya dikisahkan berasal dari Indonesia? Kita tunggu saja.

Java Heat (2013)

Film yang dibintangi aktor Hollywood, Mickey Rourke dan Kellan Lutz ini mengambil proses syuting di Candi Borobudur dan sejumlah spot di Yogyakarta. Pemirsa bisa mengenali lingkungan Kraton, Taman Sari, hingga pemukiman Kali Code dalam film garapan Connor Allyn ini.

Tokoh-tokoh yang disertakan di dalamnya pun tak jauh-jauh dari sosok yang ada dalam keseharian masyarakat Yogya, mulai dari pria berbaju lurik, putri Keraton, pemuda masjid, hingga aparat kepolisian. Hanya saja, tokoh-tokoh tersebut dibuat seperti layaknya tokoh film aksi, dengan banyak ledakan dan baku tembak.

Source: muvila.com

Lebih baru Lebih lama