Ini Dia 8 Minuman Keras (Miras) Tradisional Asli Indonesia Yang Melegenda Wajib Kamu Coba


Arak Bali Minuman Keras Tradisional Asli Indonesia/narasiinspirasi.com

Minuman keras atau lebih dikenal dengan miras merupakan minuman yang memiliki kadar alkohol dan tentu memabukkan. Miras banyak diminati entah karena rasanya yang nikmat atau efek alkohol yang membuat kesadaran hilang. Meski orang banyak menyadari bahwa mengonsumsi miras dengan jumlah yang banyak, memberi efek yang buruk pada kesehatan bahkan berujung pada kematian, miras masih diminati. 

Tidak ketinggalan dengan Indonesia, miras banyak diminati penduduknya. Bahkan beberapa jenis miras menjadi legenda sendiri di setiap daerahnya. Tak jarang miras menjadi sajian khas ritual adat di beberapa daerah.

Berikut 6 jenis miras tradisional asli khas Indonesia yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber:

1. Ciu


Ciu Minuman Keras Melegenda/narasiinspirasi.com

Ciu merupakan minuman keras tradisional yang berasal dari daerah Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ciu terbuat dari fermentasi beras, ketan, ataupun tetes tebu yang kemudian disuling untuk meningkatkan kadar alkohol/ethanol di dalamnya. Hasil sulingan berupa minuman keras yang memabukkan mirip arak yang bisa langsung dinikmati ataupun di peram dulu selama beberapa waktu. Kadar alkohol yang terkandung di dalamnya bisa mencapai 40-70 persen. 

Ciu hari ini mengalami perkembangan varian rasa untuk menyesuaikan selera pasar. Pengrajin ciu sering menambahkan buah-buahan tertentu (pisang, mangga, dll) selama proses fermentasi untuk menambah cita rasa. Ciu rasa gedhang klutuk hari ini menjadi favorit di pasaran. 

Untuk menambah varian rasa ciu, beberapa orang seringkali mencampurnya dengan cindil atau anak tikus yang masih merah dan belum membuka mata. Dalam pembuatannya, cindil direndam bersama ciu, kemudian dikenal sebagi ciu cemceman cindil. Konsep ini mirip-mirip dengan minuman yang berasal dari Asia Timur lain, yang seringkali menambahkan ular ataupun binatang lain untuk difermentasi dalam minuman beralkohol. 

Meski ciu yang ditambahi cemceman cindil terkesan menjijikkan, namun penikmatnya masih terhitung banyak. Hal itu diakui oleh beberapa warga penikmat Ciu cemceman cindil. Keberadaan Ciu sendiri sampai saat ini masih ilegal dan diproduksi secara sembunyi-sembunyi. 

Maka dari itu, Ciu terkadang secara ilegal dikemas tanpa cukai dalam botol air mineral. Komunitas pengrajin alkohol di Sukoharjo telah membuat asosiasi untuk berjuang melegalkan ciu agar dikenali pemerintah sebagai produk dagang yang legal dan berijin edar. Kalau kamu mau menikmati ciu lebih baik membeli barang yang ori langsung dari pengrajin, ciu diluar pengrajin tidak terjamin keamanannya, karena biasanya telah dioplos. 

2. Lapen Yogyakarta

Lapen Jogja Miras Berbahaya/narasiinspirasi.com


Lapen merupakan minuman keras asal Yogyakarta yang keberadaannya ilegal sebab tidak terdaftar dan berbahaya. Lapen berasal dari akronim kata Langsung Pening. Lapen merupakan minuman dengan kadar alkohol murni 40%-80% persen tergantung jenis bahan oplosannya. Terkadang lapne dikemas dalam botol bekas air mineral bahkan ada yang dikemas plastikan. 

Lapen pernah menghebohkan masyarakat Jogjakarta dan sekitarnya. Terheboh, pada tahun 2016 lalu di mana ada 26 orang tewas akibat lapen. Lapen begitu strong saking strongnya bisa membikin kamu puyeng melayang sampe surga (surga beneran). 

Campuran alkohol murni dalam Lapen adalah bahan perasa untuk kue semisal strawberry, melon, apel, atau rasa buah lainnya. Bahkan bahan-bahan kimia berbahaya (spiritus, tiner, pembersih lantai, minyak tanah) sering menjadi campuran minuman oplosan ini suka-suka pengoplosnya. Lapen masih menjadi salah satu minuman yang dicari di Yogyakarta karena murah. Maka dari itu kepolisian akan menangkap siapapun pengedar dan penikmatnya. Jika kamu telah bosan hidup kamu boleh mencobanya.

3. Cap Tikus/Tjap Tikoes

Cap Tikus Minuman Keras Melegenda Asli Indonesia/narasiinspirasi.com

Cap tikus merupakan minuman keras asal Manado, Sulawesi Utara. Cap tikus berasal dari hasil hasil penyulingan Sagoer, atau cairan yang disadap dari pohon enau dan mengandung kadar alkohol sekitar persen. 

Minuman ini merupakan khas Minahasa yang biasa menjadi pendorong kerja untuk kalangan petani. Namun, kandungan alkohol seringkali membuat orang kebablasan dan menjadikannya sebagai sarana mabuk-mabukan.

Di Manado sendiri ada anekdot yang mengatakan cukup minum satu seloki cap tikus sebagai penambah darah, sebab dua seloki bisa masuk penjara, dan tiga seloki bakal ke neraka. Kini Tjap Tikoes atau Cap Tikus telah legal dan diakui oleh pemerintah semenjak dikeluarkan Perda oleh pemerintah daerah Sulawesi Utara sekitar tahun 2018. 

Cap Tikus sekarang boleh beredar di pasaran setelah sebelumnya hanya diedarkan secara sembunyi-sembunyi dalam botol bekas air mineral. Kini Cap Tikus telah mendapat pengakuan resmi dan diedarkan dalam kemasan yang layak. 

4. Tuak Medan


Beberapa daerah di Nusantara memiliki minuman keras yang kerap disebut tuak. Jadi beberapa daerah di Indonesia juga mengenal Tuak. Salah satu tuak yang cukup kesohor bagi pecinta miras adalah tuak yang berasal dari Sumatera Utara. Warga umumnya mengonsumsi tuak saat ada acara kekeluargaan.

Tuak merupakan hasil fermentasi dari bermacam buah. Bahannya biasa dari beras atau cairan dari tanaman nira kelapa atau aren. Di daerah Batak sendiri tuak dibuat dari pohon aren yang mirip pohon kelapa maka sering disebut bir panjat. Tempat penjual tuak sendiri disebut dengan lapo tuak. Sama seperti Cap tikus, kadar alkohol dalam tuak juga tinggi dan sangat memabukkan.

5. Arak Bali


Dari namanya, sudah ketebak minuman ini berasal dari mana. Yup, Bali. Minuman keras khas Bali ini terbuat dari fermentasi nira kelapa, buah-buahan, dan seringkali ditambahkan rempah-rempah. Arak Bali biasa digunakan dalam upacara-upacara adat. Minuman ini memiliki kadar alkohol sekitar 40-50 persen.

Dalam upacara keagamaan, biasanya arak ini dituangkan sedikit demi sedikit pada sesajen. Menurut masyarakat Bali sesajen yang diberi arak adalah sesajen yang dipersembahkan untuk Bhutakala.

Selain itu, menggunakan arak juga sering dipercikan pada peralatan gamelan yang akan digunakan dalam upacara keagamaan. Arak Bali juga merupakan salah satu oleh-oleh yang sering dibeli wisatawan saat berkunjung ke Bali. 

Arak Bali sangat terkenal diantara wisatawan Bali yang berkunjung ke Bali. Arak Bali juga sering digunakan sebagai campuran dalam beberapa bahan masakan. 

6. Sopi atau Moke

Sopia Merk Sopi Asli dari NTT/narasiinspirasi.com

Sopi, minuman khas Flores dan Indonesia bagian timur lainnya. Sopi dihasilkan dari fermentasi enau atau aren, yang dalam bahasa ilmiah disebut arenga pinnata. Proses pembuatannya memakan waktu cukup panjang.

Sebenarnya Sopi dan Moke ini adalah barang yang sama, minuman beralkohol yang disadap dari pohon lontar, hanya proses sulingnya yang membedakannya. Moke disuling dengan wadah periuk tanah liat dan uap hasil sulingnya dialirkan memakai batang bambu, sedangkan Sopi disuling dengan gentong yang disambungkan dengan pipa. Keduanya sama-sama tinggi kadar alkoholnya.

Air pohon enau atau sageru, dimasukkan ke wadah, dicampur dengan bubuk akar husor. Gunanya, supaya air itu tidak mengental menjadi gula merah. Setelah itu, air sageru dimasak hingga keluar uap.

Uap-uap yang jadi air dimasukkan ke bambu. Air itu didiamkan beberapa hari sampai kadar alkoholnya tinggi. Setelah dirasa cukup, air yang sudah menjadi sopi itu dipindahkan ke dalam botol.

Sopi bagi masyarakat Flores layaknya sebuah simbol kebersamaan. Biasanya sopi disajikan dalam momen-momen khusus, ritual, atau upacara daerah. Beberapa keluarga juga menghidangkan sopi untuk tamu-tamunya. Dalam kultur masyarakat NTT, sopi dianggap sebagai minuman yang prestisius. 

Kini sopi telah legal dan telah dikeluarkan Perda oleh pemerintah provinsi sekitar tahun 2019 yang mengatur legalitas dan peredarannya dipasaran. Sehingga Sopi bisa diedarkan dengan cukai dan kemasan yang layak dan menarik. 


7. Swansrai

Swansarai Miras Tradisional Asli Papua/narasiinspirasi.com

Minuman yang dihasilkan dari fermentasi air pohon kelapa yang sudah tua ini menjadi minuman khas orang Papua. Layaknya tuak dan arak, swansrai memiliki kadar alkohol lumayan tinggi, yakni berkisar 20-30 persen.

Swansarai yang memiliki rasa kuat, sedikit pahit, dan kandungan alkohol hingga 30 persen. Penduduk Papua biasanya menawarkan swansrai untuk menghormati tamu, dan sering disajikan dalam tempurung kelapa.

Swansrai banyak dijumpai di daerah Biak. Swansrai diminum untuk keakraban. Misalnya disajikan untuk tamu atau kerabat dekat yang datang ke rumah.


8. Ballo

Ballo Minuman Keras Khas Sulawesi Selatan/narasiinspirasi.com


Ballo adalah tuak atau araknya orang Sulawesi Selatan. Ballo terbuat dari pohon lontar atau nipa. Bisa juga dibuat dari beras atau pohon lontar (ballo tala). Masing-masing memiliki nama yang berbeda. 

Ballo sering disajikan dalam cangkir bambu. Ballo terdiri dari dua jenis yakni penyamakan ballo dan kacci ballo. Penyamakan ballo memiliki sifat manis dan halus, dan mengandung alkohol hingga 10 persen, sementara kacci ballo memiliki sifat yang tajam, asam, dan kuat. Minuman ini sering dikonsumsi selama ritual keagamaan atau selama pertemuan sosial. 

Orang zaman dulu percaya, ballo dipakai untuk minuman perjamuan tamu-tamu kerajaan. Namun, makin ke sini, penikmatnya semakin meluas, tak terbatas kalangan. Mulai orang biasa hingga bangsawan gemar menikmati ballo. Kadar alkoholnya mirip tuak dan arak.










Lebih baru Lebih lama